Ada banyak sekali tips di luar sana tentang manajemen
keuangan usaha. Tapi saya ingin menuliskan apa yang pernah saya alami dan
sedang saya kerjakan hari ini. Dalam sebuah buku tentang bagaimana menjadi
seorang MBA (master administrasi bisnis) saya membaca bahwa laba adalah sesuatu
yang semu sedangkan arus kas adalah nyata.
Teringat dengan tulisannya mas Jaya Setiabudi bahwa usahakan
semua transaksi bisnis kita dalam bentuk cash, jangan lagi menggunakan model
hutang (bayar mundur), walau sah sah saja jika kita melakukan ini. Menurut saya,
inilah inti dari proses manajemen keuangan kita. Apalagi untuk usaha pemula dan
dengan modal yang kecil serta pengalaman manajemen keuangan yang sangat minim.
Ya, seberapa baik putaran uang cash usaha kita akan
menentukan kesehatan dan umur bisnis kita.
Saya punya teman, seorang manajer di tupperware, beliau
menggunakan model transaksi cash, walau kawan kawannya menggunakan model
kredit. Biasanya ibu - ibu lebih suka
kalo kredit ketimbang cash. Tapi beliau tidak takut kehilangan pelanggan,
bahkan makin banyak. Sebulan omzetnya tembus 300 juta. Ketika saya tanyakan ke
beliau, kenapa pakai model ini, beliau menjawab “ini bisnis saya, saya
bertanggung jawab penuh di dalamnya dan saya yang paling tahu bagaimana kondisi
bisnis saya. Jika yang tidak ingin berbisnis dengan saya, ya gak apa apa,
silahkan cari yang lain.” Hanya saja, karena pelayanan beliau prima,
langganannya nyaman berbisnis dengan beliau.
Contoh lain, kakak kandung saya yang paling besar. Bisnisnya
ayam potong, ayamnya sudah ratusan ribu, putaran ayam perhari mencapai 10.000
ekor. Namun 2 tahun belakangan ini beliau tinggalkan bisnis ayam potongnya dan
beralih ke ayam petelur. Waktu saya tanya kenapa? Beliau menjawab, bisnis ayam
potong itu pakai sistem pembayaran mundur (hutang) terakhir sulit menagihnya
dan kita kesulitan uang cash. Sebenarnya bisa dikatakan usaha ayam potongnya
bangkrut. Jadi sekarang kita gak ternak lagi, Cuma ambil dari petani lalu kita
jual lagi dengan sistem cash (eceran), gak ada resiko, gak pusing menagihnya. Dan
untuk bisnis ayam petelurnya beliau pakai model pembayaran cash. Walau untung
lebih sedikit, tapi putaran uang lancar.
Dan dulu sewaktu memulai usaha, saya juga melakukan
kesalahan ini, menjual dengan sistem kredit, pikiran saya waktu itu, yang
penting barang keluar dulu. Ternyata setelah itu saya kesulitan, karena
ketiadaan uang cash. Untuk itulah di usaha terakhir saya ini, saya putuskan
memakai skema pembayaran cash, agar tidak menyulitkan kedua belah pihak. Tidak ada
yang merasa terbebani dan terdzolimi.
Inilah tips manajemen keuangan usaha buat pemula yang saya
kerjakan dalam beberapa bulan ini, hindari hutang dan piutang. Jaga putaran
keuangan cash selalu positif. Jika kawan kawan sudah menerapkan ini, usaha
kawan kawan akan jauh lebih sehat.
Memang untuk membesarkan bisnis kita butuh modal tambahan
dan salah satu cara untuk mengakalinya adalah dengan “berhutang” ke suplier. Jika
kita punya nama baik di suplier mungkin bisa saja kita diberikan “pinjaman”
barang untuk di jual lebih dulu lalu bayarnya mundur. Namun sebaiknya lakukan
cara lain untuk mengakalinya. Salah satunya dengan menggaet investor, dalam
tulisan sebelumnya sudah saya jelaskan beberapa tips bagaimana cara menggaet
investor. Silahkan baca - baca lagi. Ada
banyak cara untuk mengakali agar bisnis kita bisa tumbuh dan membesar,
Semoga tips manajemen keuangan usaha untuk pemula ini dapat
menginspirasi bagaimana menjaga keuangan usaha kita tetap sehat.
Bersambung....
=====
Tema tulisan ini terinspirasi dari diskusi pagi ini di grup WA
#cakapbisnis 2 Soal Hutang dan Piutang.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Sudah Membaca Blog Kami, berkomentarlah yang santun.